Ikhwan Sejati..

Ikhwan Sejati..


Senyum dulu ah.. ^_^

He.. 😀 menarik nih untuk ditulis.. insy Allah

Hari sabtu yang lalu ada parade nasyid dan konser amal di kampus tercinta – IT Telkom- untuk berempati dengan para korban merapi, mentawai dan washior. Dihadiri oleh munsyid papan atas Indonesia seperti Snada, Tashiru, Edcoustic, Nahawan, dan yang paling seru tentunya Shoutul Harokah…he..he.. jadi teringat waktu kampanye dulu, sewaktu Gigi Band tampil, kami para ikhwan berada dibelakang dan “tidak” terlalu respect dengan nyanyian-nyanyian mereka.. nah pada saat Shouhar yang nampil setelah gigi.. beuh.. pada ngacir kedepan, membentuk ular-ularan padahal kondisi pada saat itu hujan sangat-sangat lebat duh.. duh.. masa muda.. :D, dan pada konser kali inipun si saya berada digaris depan 😀 (pertama: Indonesia Memanggil, kedua: Bingkai Kehidupan, dan terakhir Bangkitlah Negeriku).. yah.. begitulah ternyata ruh suatu lagu atau nasheed sangat berpengaruh bukan pada aransemen, walau aransemen juga berperan penting dalam menentukan bagus tidaknya lagu…

Dan tak kalah hebohnya, ini memang heboh menurutku, tentunya dikalangan ikhwan :D… apa sebab? Sebabnya adalah Okki Setiana Dewi a.k.a Anna Althafunnisa pemeran Ketika Cinta Bertasbih (*lengkap banget..) akan menjadi moderator untuk taujih yang akan dibawakan oleh ust. Subkhi Al-bughuri sore itu… Baca lebih lanjut

Pejuang Ikhwan SKI 2010

Berikut adalah Para Pejuang-Pejuang Ikhwan Sentra Kegiatan IT Telkom untuk periode 2010..

ski

Abdul Ahkam
Abdul Aziz N
Abdul Ghony Fattah Ifur
Achmad Hakiem Nurzahid
Aditya Dwi Pramono
Ahmad Zaki
Ainul Yaqin
Ali Muhran
Anang Raghutama
Andi Sulasikin
Angga Fatih Alim
Arif Setiawan
Aulia Husni Nurul Afwan Istamar
Azwar al anhar
Bima Wibawa Aditama
Chandra Mahendra
Danang Waqit F
Danu Wira Wardoyo
Dedi Kurniawan
Delius Kresna ramadhan
Deri Apriliyanto
Dewa Narendra
Dhavid gani Setiawan
Dhita Bagus Ananda Nurman
Dimas Agung W
Dwi Ramdani
Erik Farhan Malik
Faisal Azhar
Fathurohim Muhammad Ahsin Sidqi
Fhad Yasser
Fuad Prasetyo
Gita Eka Ramadhan
Hardi Kurniawan
Hardian Cahya Wicaksono
HR.Kumeni
Indra Lukmana Sardi
Irsyad Kamaluddin N
Ivan Willy A
Kartiko Edhi Widodo
Khairul Azhar
Khoirul Fantris Wobowo
Khoirul Mukhlis
Koko Friansyah
Kukuh Ginanjar
Lalu Febrian Amria Junarta
Lisdyanto
M.Rizki Syahputra
Mashuri Hasan
Miftahurrohman
Mirza Akbar
Moh.Farid Adi Pramuji
Muhamad Syukron Ma’mun
Muhammad Asyhar Beny Setiawan
Muhammad Fadhli Ali
Muhammad Faisal Alfaruqi
Muhammad fikri Abdillah
Muhammad Haitami
Muhammad Nur Akbar
Muhammad Nurrahman
Nurmajid Setyasa Putra
Pandika Dwi Handoko
Primawan Satrio Bindono
Puji syukur sumantri
Radian Bintang W
Radit
Rahin Ainul Yaqin
Riadi Nugroho
Rian Agustama Susilo
Rio Pratomo
Rizkon Wahyu Romadhon
Rizqa Afthoni
Roky Mahendra
Rosi Dayu Hikmat
Royan Bakhtiar Rifa’i
Saddam Nusantara
Saddam Nusantara Sukoco
Saeful Rahman
Septioadi Anggara Putra
Supriyanto
Taufik Ardi susilo
Taufik Syahrir
Uun Ainurrafiq
Venanda Satryo P
Wahyu Hidayatulloh
Yudi Marta Arianto
Yusuf Arifandi

saya sebagai MM (Majelis Musyawarah) mengucapkan selamat berjuang… semboyankan dalam diri antum: Allahu Ghayatuna.. Allah tujuan kita.. bukan yang lain..

Merendahlah

Merendahlah…

Banyak dari kita yang dengan sombong dan angkuhnya merasa banyak ilmu, memandang negative orang yang secara kasat mata berada dibawah kita padahal belum tentu. Misalnya saja kita ambil salah satu studi kasus yang mungkin sering terjadi ditengah-tengah perjalanan dakwah yaitu umur tarbiyah. Banyak dari para oknum-oknum yang belum kenal tarbiyah dengan dalam-dalam dan memang ia sudah lama tarbiyah merasa besar, merasa punya tempat yang lebih tinggi, “kurang” menghargai pendapat dari ikhwah yang lain yang dari segi tarbiyah memang baru. Ini tentu saja tidaklah boleh dilakukan. Ingat saudaraku, umur tarbiyah baik itu baru dan telah senior tidak menentukan ‘izzah kita dihadapan Allah. Mungkin barangkali para balita (bawah lima tahun) tarbiyah lebih mulia ketimbang senior tarbiyah. Allahlah yang mengetahui kadar dirimu, janganlah sok-sok an. Cobalah dihargai dan diteliti apa maksud dari saudara kita tersebut. Jikalau memang jauh dari asholah dakwah maka kewajiban kita untuk m engingatkan dengan cara yang tentunya ahsan, tidak menggurui apalagi menghakimi.

Seharusnya perbuatan bijak seorang yang sudah lama tarbiyah adalah ia bisa mengajak tuk mengerti bukan mengejek akan pendapatnya apalagi membicarakannya kepada orang lain. Tunggu sajalah ketika kita menghinakan orang lain maka Allah akan menghinakan kita. Seharusnya kita merangkul bukan memukul memanglah dakwah kita ini banyak perbedaan pendapat yang terjadi. Merangkul ia kepada kebenaran bukan memukul tentang pendapat yang salah, ini terjadi karena ia belumlah memahami karakteristik dakwah ini dengan baik. Menasehati bukan untuk menyakiti. Justru inilah yang menjadi PR kita bersama untuk bersikap arif dan bijaksana yang demikian itu seakan telah hilang ditubuh para kader. Inilah yang harus kita budayakan sama-sama agar kesinergisan antar kita dapat bersatu pada dan melejit menjadi prestasi dakwah.

Yah.. disini kita sama-sama belajar, saya juga sedang belajar untuk menghargai pendapat ikhwah kita. Saya juga yakin yang sedang membaca juga sedang belajar.

Ustadz Rahmad Abdullah Rahimullah pernah menuliskan puisi, yaitu:

Merendahlah, engkau kan seperti bintang-gemintang

Berkilau di pandang orang

Diatas riak air dan sang bintang nun jauh tinggi

Janganlah seperti asap

Yang mengangkat diri tinggi di langit

Padahal dirinya rendah-hina

Wallahu’alam

Bandung, 12 Januari 2010

Aldo Al Fakhr

Blogger Pencari Spirit yang Hilang

Pemuda Berafiliasi Terhadap Dakwah Islamiyah

Pemuda Berafiliasi Terhadap Dakwah Islamiyah

Pabila bicara tentang seorang pemuda, maka yang tergambar begitu banyak rasa dan warna yang tercipta. Ada yang manis, asin, asem, kelet, merah, putih, hitam, hijau, biru, dan lain sebagainya. Dan tiap-tiap orang memiliki argument sendiri-sendiri terhadap opininya mengenai pemuda. Yah begitulah, sungguh masa istimewa dan produktif seorang insan adalah ketika ia berpenampilan dan berjiwa muda.

Dalam Al-Hadist, dikatakan bahwa “pergunakanlah masa mudamu sebelum masa tuamu” ini mengisyaratkan sebuah makna yang dalam bahwa masa muda tidak akan berulang kembali dan harus dimaksimalkan dengan searif dan semaksimal mungkin. Jangan sampai menyesal ketika telah tua. “Kenapa ya sewaktu muda dulu saya tidak begini begitu dan ber-ber lainnya?” pastilah penyesalan itu datang diakhir. Dan ironis lagi ketika penyesalan itu datang ketika sudah berada diperadilan Maha agung. “Ya Allah ku mohon dengan sangat, lindungi kami dari kesia-siaan usia!”

Bahkan ada seorang ustadz yang pernah mengatakan bahwa seorang pemuda itu tidak akan sakit kalau tidak tidur beberapa hari. Yang ada hanyalah kelelahan yang sesaat dan keesokan harinya siap mengemban amanah dengan sebaik-baiknya lagi. Luar biasa.

Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Kahfi:13 mengenai pemuda:

“…Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.”

Hasan al Banna menuliskan di majmu’atur rasail (Kumpulan risalah) dalam bab Ila asy Syabab (Kepada Para Pemuda)

“Wahai pemuda!

Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Sepertinya keempat rukun ini, yakni iman, ikhlas, semangat, danaamal merupakan karekter yang melekat pada diri pemuda, karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang

kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda.”

Oleh karena itu, potensi dan karakteristik pemuda harus diarahkan kearah yang baik. Pabila ia dapat membawanya kedunia sekolah, kampus, profesi, masyarakat, siyasi, dan sebagainya maka kegemilangan islam akan menjadi suatu keniscayaan yang pasti. Karena motor penggeraknya ditopang oleh para pemuda tangguh dengan muwashofat yang luar biasa.

Hasan al Banna juga mengatakan:

“Beranjak dari sini, sesungguhnya banyak kewajiban kalian, besar tanggung jawab kalian, semakin berlipat hak-hak umat yang harus kalian tunaikan, dan semakin berat amanat yang terpikul di pundak kalian. Kalian harus berpikir panjang, banyak beramal, bijak dalam menentukan sikap, maju untuk menjadi penyelamat, dan hendaklah kalian mampu menunaikan hak-hak umat ini dengan sempurna.”

Dakwah Kampus

Dalam tulisan ini, hanya akan disinggung tentang dakwah didunia kampus. Karena penulis merupakan seorang mahasiswa. Dan tentu saja mahasiswa adalah juga seorang pemuda yang biasanya memiliki alur pemikiran dan idealisme yang lebih ketimbang pemuda-pemuda lainnya. Ia cepat tanggap terhadap isu-isu disekitarnya, lebih memiliki jiwa perubahan dan pembaharu didalam dirinya ketimbang pemuda-pemuda lainnya!

Dalam buku RMDK (Risalah Managemen Dakwah Kampus) pada bab pendahuluan dituliskan bahwa:

Dakwah kampus merupakan sebuah tahapan dakwah terpenting dalam dakwah pelajar. Dakwah kampus memiliki kekhas-an tersendiri dalam pergerakannya dan memiliki kesempatan untuk berkontribusi lebih terhadap masa depan suatu bangsa,karena mahasiswa merupakan cadangan masa depan. Ketika dakwah kampus bisa memasok alumni yang berafiliasi terhadap Islam, maka perbaikan umat di masa datang menjadi sebuah niscaya.

Adalah sebuah kemestian dalam beramal harus memiliki ilmu dan pemahaman yang komprehensif terhadap yang tsawabit dan mampu berijtihad (mempebarui) berlandaskan al Qur’an dan as Sunnah. Sungguh kekosongan yang terjadi pabila seorang berfikir tanpa ilmu, berkata tanpa ilmu, beramal tanpa ilmu. Oleh karena itu, dahulukan ilmu atas amal. Itulah pesan yang sering kita dengar dari ulama-ulama dan para ustadz-ustadz dalam kajian-kajiannya. Yakinlah, semangat dan kemauan akan kuat terasa jika pemahaman telah kuat dalam diri, teguh dalam menjalankannya, dan berani untuk memberikannya kepada yang belum mengetahui. Oleh karena itu bagi seorang Aktivis Dakwah Kampus atau sering disingkat ADK memahami karakteristik dakwah itu sendiri pada umumnya dan karakteristik dakwah kampus itu sendiri secara khususnya. Dan harus berpegangan pada pedoman dan aholah yang ada.

Makna Dakwah (Singkat saja)

“Jadilah di antara kamu sebaik-sebaik umat yang mengajak kepada kebaikan,menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali-Imran : 104)

Dakwah secara etimologis (bahasa) berarti jeritan, seruan, atau permohonan. Ketika seseorang mengatakan da’autu fulaanan, itu berarti berteriak atau memanggilnya. Adapun menurut syara’ (istilah), dakwah memiliki

beberapa definisi. Di sini akan disebutkan sebagian dari definisi tersebut.

Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dakwah adalah mengajak seseorang agar beriman kepada Allah dan kepada apa yang dibawa Rasul-Nya dengan membenarkan apa yang mereka beritakan dan mengikuti apa yang mereka perintahkan.

Sementara itu, Fathi Yakan mengatakan, “Dakwah adalah penghancuran jahiliyah dengan segala bentuknya, baik jahiliyah pola pikir, moral, maupun jahiliyah perundang-undangan dan hukum. Setelah itu pembinaan masyaraka Islam dengan landasan pijak keislaman, baik dalam wujud kandungannya, dalam bentuk dan isinya, dalam perundang-undangan dan cara hidup, maupun dalam segi persepsi keyakinan terhadap alam, manusia dan kehidupan.

Sungguh banyak referensi yang dapat kamu baca untuk mengenal karakteristik dakwah dan dakwah kampus. Seperti RMDK salah satunya yang konsen terhadap pembahasan dakwah kampus.

Begitulah.. pabila seorang pemuda telah berafiliasi terhadap dakwah islamiyah maka tunggulah beberapa saat lagi  izzatul islam akan bersemi kembali dan menduduki singgasananya yang telah lama vakum (Demisioner – Masa-masa kekosongan kekuasaan)

Allahu Akbar

Wallahu’alam

Bandung, 06 January 2010

Aldo Al Fakhr

Blogger Pencari Spirit yang Hilang