Qiyadah (Pemimpin) yang Lemah Lembut

Qiyadah (Pemimpin) yang Lemah Lembut

Seorang laki-laki dengan langkah tergesa-gesa menghadap Rasulullah saw. Nafasnya masih tersengal, turun-naik, sementara jantungnya berdetak cepat. Rasulullah menyambutnya dengan penuh santun.

Celaka bagi kami, wahai Rasulullah,” begitu ia mengawali pembicaraannya. “Aku telah melakukan hubungan suami-istri di siang Ramadhan.” Nampaknya lelaki ini sadar bahwa perbuatannya telah melanggar syari’ah, yang karenanya ia harus menerima sanksi Rasulullah kemudian memberi petunjuk agar lelaki itu memerdekakan seorang budak. Lelaki tersebut menggelengkan kepala tanda tidak sanggup melaksanakannya.

Maka Rasulullah memberikan alternatif kedua, yaitu puasa selama dua bulan berturut-turut. Lagi-lagi lelaki tersebut menggeleng. Ia merasa tidak mampu untuk melakukannya. Dalam hatinya ia berkata, ‘Jangankan dua bulan, sedang yang satu bulan saja sudah dilanggar.’

Rasulullah menawarkan solusi ketiga, yaitu memberi makan 60 orang fakir miskin. Untuk yang ketiga kalinya ia mengatakan tidak sanggup. Ia katakan bahwa untuk kebutuhan makan sehari-hari saja sudah sering mendapati kesulitan. Apalagi harus meberi makan kepada orang lain.

Dengan penuh kasih sayang Rasulullah kemudian memanggil istrinya agar mengambil simpanan gandum yang masih tersisa hingga cukup untuk menebus kewajiban lelaki tersebut. Sambil memberikannya, Rasulullah berpesan agar gandum itu dibagikannya kepada fakir miskin di kampungnya. Dengan sedikit menahan malu, lelaki tersebut berkata polos, “Di kampung kami, orang yang paling miskin adalah saya sendiri.”

Kepolosan lelaki itu ternyata membawa berkah tersendiri. Rasulullah menyampaikan agar bahan makanan itu diterima dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan anak istrinya.Ia pulang dengan perasaan suka cita. Selain mendapatkan bahan makanan, puasanya juga sudah tertebus. Dua keuntungan sekaligus diperoleh, keuntungan materi sekaligus keuntungan ukhrawi.”

Kisah seperti sangat jarang dan sulit ditemukan di tengah-tengah masyarakat sekarang, bagaimana seorang pemimpin yang begitu santun terhadap bawahannya atau umatnya, luwes dan bijaksana mengambil suatu tindakan yang tidak menyakiti. Sungguh sangat luar biasa.. subhanallah.. mungkin, jika kita bertemu dengan laki-laki diatas, sudah barang tentu sebagian dari kita termasuk saya (mungkin), akan langsung menghardiknya dengan ucapan yang kasar, “sudah tau ga’ boleh, dan tidak mampu membayar dendanya, masih aja dilakukan.. dasar….!!” Mungkin itulah ekspresi kita.. jangankan untuk membantunya, menghiburnya saja kita udah ogah-ogahan…

Mungkin inilah rahasia sukses kepemimpinan dari Rasulullah yang begitu abadi hingga kini. Ia bisa bersikap keras dan tegas, namun ia lebih mengedepankan sikap lemah-lembutnya kepada umatnya.Beliau bisa marah, tapi Sikap pemaafnya begitu luas terasa.. apalagi jika sesama umat islam.. bahkan Allah menggambarkannya dalam Al-Qur’an:

“Muhamad itu adalah utusan Allah, dan orang-oang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih-sayang sesama mereka.” (QS al-Fath: 29)

Itulah juga mungkin mengapa umatnya sangat mencintainya.. dan rela mati untuk melindunginya, seperti Ali ra yang bersedia menggantikan Rasulullah tidur di kasur Rasulullah yang ketika itu akan hijrah ke madinah, yang ketika itu kaum Quraisy akan membunuh Rasulullah. Dan ketika Abu Bakar yang menutup lubang ular dengan lututnya ketika  berada di gua hira.. dan para sahabat-sahabatnya yang melindungi Rasulullah dalam peperangan-peperangan. Subhanallah….

Pertanyaannya..”apa bentuk cinta kita kepada Rasulullah?”

Kasih sayangnya Rasulullah Nampak juga, ketika ia tidak mewajibkan bersiwak sebelum shalat, tidak mewajibkan shalat malam, dan lain-lain, yang ia takut akan memberatkan umatnya untuk menjalaninya…

Ketika Rasulullah mengutus dua orang sahabat, yaitu Abu Musa dan Mu’adz ke Yaman untuk berdakwah, beliau berpesan, “Gembirakanlah dan jangan kau takut-takuti. Mudahkanlah dan janganlah engkau mempersulit.”

Hendaklah kamu bersikap lemah-lembut dan jangan bersikap kasar. Sesungguhnya, tidaklah sikap lemah lembut itu ada pada sesuatu kecuali menghiasinya, dan tidak pula ia lepas dari sesuatu kecuali mengotorinya.” (HR Muslim)

Oleh karena itu, kita seabgai muballigh, da’i/ah, juru dakwah, dan guru agama, seharusnya memberikan kemudahan dalam menuju islam sesungguhnya, jangan mempersulit umat. Berikan beberapa pilihan, jangan terpatok dengan satu pilihan yang menurut kita benar saja.

Bahkan dalam hal ini, jika ada dua perkara yang sama-sama diperbolehkan oleh syari’at, hendaknya kita memilih yang termudah. Kita tidak boleh bersikap terlalu keras, karena yang demikian itu justru menyimpang dari sunnah.

Sikap tasyaddud, ekstrim, dan berlebih-lebihan sama sekali tidak disukai oleh Rasulullah. Selama tidak mengandung dosa, Rasulullah lebih memilih yang termudah dari dua perkara yang sama-sama boleh, ibahah. Sikap itulah yang hendaknya kita pilih, bukan sebaliknya.

Semoga kita bisa mencontoh Rasulullah dalam berdakwah, dakwah dengan lembut dan penih kesopanan..

Be a creative da’i and murabbi……

Bandung, 19 Oktober 2009

Aldo Al Fakhr

Blogger Pencari Spirit yang Hilang

Tarbiyah adalah Cinta

Tarbiyah adalah Cinta

Tarbiyah

Afwan, saya tidak akan menjelaskan mengenai  tentang mengapa tarbiyah adalah cinta, tapi yang ingin saya tuliskan disini adalah mengapa saya menuliskan judul Tarbiyah Adalah Cinta. Jangan pada kecewa ya….

Kejadiannya itu sebenarnya dah beberapa bulan yang lalu. Ketika itu, saya akan’ mengisi’  dengan topic ahamiyatu tarbiyah (pentingnya tarbiyah), saya ingin membuat menarik minat adek-adek saya dalam antusias yang sangat ketika materi ini disampaikan. Sehingga saya berikan judul “Tarbiyah Adalah Cinta”.

Saya:  Insya Allah materi kali ini adalah Tarbiyah Adalah Cinta.

Benar saja, mereka sontak kaget, dari wajah terlihat antusias yang luar biasa.. saya pun sebagai pemateri menjadi lebih semangat…

Adek: wah wah.. nih kak aldo dah mulai ngomong cinta….hi… hi…

Saya hanya tersenyum saja….

Saya mulai dengan cerita, lalu menjelaskan apa itu tarbiyah..

Saya:  Tarbiyah (pendidikan) mancakup 3 spek yaitu jasad, ruh, dan akal. Bagi manusia tarbiyah ibaratkan air, yang merupakan kebutuhan untuk tetap hidup… dan seterusnya….

Saya jelaskan urgensinya dari segi eksternal dan internah, dan langkah konkret dari urgensi eksternal dan internal. Kemudian menjelaskan tujuan, hakikat/karakteristik, output dari tarbiyah yaitu menjadi seseorang yang ber muwashofat tarbawi, tak lepas lagi dengan cerita di akhir…

Alhandulillah, mereka paham letak cinta dalam tarbiyah dimana, adanya cinta dalam usrah, adanya cinta dalam tiap pertemuan, adanya cinta ketika berjumpa, dan lain-lain…

Saya: Alhamdulillah, hari ini kita sudah menyaksikan gambaran jelas mengenai mengapa tarbiyah adalah cinta. So… jangan ragu terhadap tarbiyah.. syaikh musthafa Mahsyur mengatakan, tarbiyah bukan segala-galanya, tapi segala-galanya bisa terwujud dengan tarbiyah… dan setersnya, setelah itu seperti biasa, evaluasi perpekan dan menanyakan qodoyah..kemudian ditutup oleh adek saya yang tertunjuk sebagai pembawa acara…

Setelah pertemuan selesai..ada salah satu adek saya yang menanyakan…

Adek: kak, sepertinya minggu depan materinya Tarbiyah adalah Cinta jilid 2… dan temen2nya juga pada menyetujui pendapatnya..

Saya: o.. gitu ya dek… insy Allah ya…

So… semoga yang membaca mendapatkan ibroh dari tulisan saya, semoga kita menjadi mentor/murabbi yang kreatif, sehingga adek2 kita enjoy dan tidak ngantuk, bawa perasaan senang dan semangat serta mujahadah… be a creative murabbi!!!

Bandung, 16 Oktober 2009

Aldo Al Fakhr

Blogger Pencari Spirit yang Hilang

Souce gambar:

Kepribadian seorang murabbi

Murabbi adalah seorang ustadz, guru, orang tua, pemimpin, tauladan, dll

yah itulah sekilas dari kepribadian seorang murabbi. Menjadi seorang murabbi sepertinya sudah menjadi suatu keharusan bagi seorang al-akh, karena syeikh Hasan Al Banna berkata

“Sesungguhnya seorang akh yang benar adalah seorang murabbi.”

:” Inna al akh ash-shadiq laa budda anyakuuna murabbiyan”

dengan menjadi murabbi kita bisa mengajar dan belajar, Rasulullah SAW bersabda:

“artinya sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari)

Hadist ini dapat juga diartikan, bahwa kita seharsnya belajar dan mengajarkan terhadap sesuatu keilmuan apapun yang sesuai dengan syariat islam, misalnya belajar al qur’an, al- hadist, fiqih (thoharoh, shalat, puasa, zakat, munakahat, dll), syahdatain, ma’rifatullah, ma’rifatul islam, ma’rifatur rasul, ma’rifatul qur’an, dll

Prinsip dari seorang murabbi adlah, jangan menunggu sempurna terlebih dahulu, karena manusia yang sempurna telah meninggal, dialah Rasulullah. Jangan menunggu ilmu dan hafalan yang banyak terlebih dahulu. karena sebagai murabbi kita lambat laun akan terpacu juga untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya, karena materi-materi yang akan kita sampaikan ke mad’u-mad’u kita juga beragam, dan kita pun dituntut untukmempelajarinya terlebih dahulu, masak menyampaikan materi kepada mad’u tapi kita tidak memahaminya, minimal mengetahuinya.

tidaklah rugi seseorang jika telah menjadi murabbi. percayalah buah dari tarbiyah akan muncul dalam diri kita, seperti: hafalan yang semakin banyak, shalat berjamaah (tuk laki2), tilawah 1 juz perhari, dhuha dan qiyamullail yang tidak tinggal, sedekah yang rajin, dan amalan-amalan yang lainnya.

Semoga Alloh memberkahi para-para murabbi seluruh dunia, baik yang telah syahid maupun masih hidup

wahai para calon murabbi, kami tunggu kedatangnmu di jalan dakwah ini, bahu membahulah kita dalam membangun kejayaan islam.

saya sangat terinspirasi sekali dengan lirik dari nasyied sang murabbi, yang bergemetar hati ini jika mendengarkan lagunya

berikut lirik dari sang murabbi

Ribuan langkah kau tapaki
Pelosok negri kau sambangi
Ribuan langkah kau tapaki
Pelosok negri kau sambangi

Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu
Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu

Terik matahari
Tak surutkan langkahmu
Deru hujan badai
Tak lunturkan azzammu

Raga kan terluka
Tak jerikan nyalimu
Fatamorgana dunia
Tak silaukan pandangmu

Semua makhluk bertasbih
Panjatkan ampun bagimu
Semua makhluk berdoa
Limpahkan rahmat atasmu

Duhai pewaris nabi
Duka fana tak berarti
Surga kekal dan abadi
Balasan ikhlas di hati

Cerah hati kami
Kau semai nilai nan suci
Tegak panji Illahi
Bangkit generasi Robbani..

Allahu akbar

wallahualam bi showab

Aldo Al Fakhr